Seekor kucing memiliki kemampuan mengenali wajah lebih cepat dan efisien dibandingkan komputer super. Inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan mengapa otak kucing menjadi ilham dalam proyek perancangan komputer super cepat.
Wei Lu, ahli komputer dari University of Michigan (UM) menapaki langkah lebih maju dalam mengembangkan mesin revolusioner yang memiliki kemampuan belajar dan mengenali sebuah objek. Komputer super cepat tersebut juga bisa membuat keputusan kompleks dan melakukan lebih banyak tugas secara bersamaan dibandingkan dengan yang dilakukan komputer konvensional.
Dilansir Big News Networks, Jumat (16/4/2010), sebelumnya Lu pernah membangun 'memristor,' sebuah perangkat yang menggantikan transistor tradisional dan bertindak laiknya sinapsis biologis.
Kini, Lu dan timnya mendemonstrasikan bahwa memristor dapat menghubungkan sirkuit konvensional dan mendukung proses yang menjadi dasar bagi penyimpanan memori dan proses belajar dalam sistem biologis.
"Kami membangun seperangkat komputer yang cara kerjanya mirip dengan otak," kata Lu.
Menurutnya, ide utama merancang komputer super cepat adalah menggunakan paradigma yang sama sekali berbeda dengan komputer konvensional. "Otak kucing mengatur tujuan realistis karena lebih mudah ketimbang otak manusia, namun masih sangat sulit untuk mengulangi dalam kompleksitas dan efisiensi," terangnya.
Komputer super cepat yang dikembangkan Lu diklaim dapat menyelesaikan tugas-tugas tertentu dengan fungsionalitas otak kucing dan merupakan mesin masif dengan lebih dari 140.000 unit pusat pengolahan data. "Meski demikian tetap saja, performanya masih 83 kali lebih lambat jika mau dibandingkan dengan kinerja otak kucing," tandasnya.
Wei Lu, ahli komputer dari University of Michigan (UM) menapaki langkah lebih maju dalam mengembangkan mesin revolusioner yang memiliki kemampuan belajar dan mengenali sebuah objek. Komputer super cepat tersebut juga bisa membuat keputusan kompleks dan melakukan lebih banyak tugas secara bersamaan dibandingkan dengan yang dilakukan komputer konvensional.
Dilansir Big News Networks, Jumat (16/4/2010), sebelumnya Lu pernah membangun 'memristor,' sebuah perangkat yang menggantikan transistor tradisional dan bertindak laiknya sinapsis biologis.
Kini, Lu dan timnya mendemonstrasikan bahwa memristor dapat menghubungkan sirkuit konvensional dan mendukung proses yang menjadi dasar bagi penyimpanan memori dan proses belajar dalam sistem biologis.
"Kami membangun seperangkat komputer yang cara kerjanya mirip dengan otak," kata Lu.
Menurutnya, ide utama merancang komputer super cepat adalah menggunakan paradigma yang sama sekali berbeda dengan komputer konvensional. "Otak kucing mengatur tujuan realistis karena lebih mudah ketimbang otak manusia, namun masih sangat sulit untuk mengulangi dalam kompleksitas dan efisiensi," terangnya.
Komputer super cepat yang dikembangkan Lu diklaim dapat menyelesaikan tugas-tugas tertentu dengan fungsionalitas otak kucing dan merupakan mesin masif dengan lebih dari 140.000 unit pusat pengolahan data. "Meski demikian tetap saja, performanya masih 83 kali lebih lambat jika mau dibandingkan dengan kinerja otak kucing," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar